Purbaya Bantah Bersitegang dengan Luhut di Istana: “Duduknya Jauh, Jadi Nggak Sapa-Sapaan”
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menepis isu adanya ketegangan antara dirinya dengan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.
Kabar tersebut mencuat setelah keduanya tampak tidak saling menyapa saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10).
Purbaya menegaskan, hubungannya dengan Luhut tetap harmonis dan tidak ada persoalan pribadi di antara mereka.
“Hubungan saya sama Pak Luhut baik-baik saja, nggak ada masalah,” kata Purbaya kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan.
Ia menjelaskan alasan mereka tak bertegur sapa hanyalah karena posisi duduk yang berjauhan.
“Kan duduknya jauh beberapa kursi, masa saya harus teriak ‘Pak Luhut, Pak Luhut’,” ujarnya sambil tertawa.
Isu Perbedaan Pandangan
Belakangan, publik menyoroti beberapa pernyataan Purbaya dan Luhut yang tampak berbeda pandangan, terutama soal utang proyek kereta cepat Whoosh dan rencana pembentukan family office.
Purbaya sebelumnya menolak penggunaan APBN untuk menanggung utang proyek kereta cepat Jakarta–Bandung. Ia berpendapat bahwa tanggung jawab keuangan PT KCIC semestinya dikelola oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia, bukan pemerintah.
“Kalau pakai APBN lucu. Untungnya ke mereka, susahnya ke kita,” kata Purbaya dalam kunjungan ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/10).
Tanggapan Luhut
Menanggapi hal itu, Luhut Pandjaitan menegaskan proyek Whoosh tidak akan membebani APBN.
Menurutnya, yang dibutuhkan hanya restrukturisasi utang, bukan dana tambahan negara.
“Siapa yang minta APBN? Tak ada yang pernah minta APBN,” ujar Luhut saat menghadiri acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran: Optimism on 8% Economic Growth di Jakarta Selatan, Kamis (16/10).
Perbedaan Soal Family Office
Perbedaan pendapat juga muncul soal rencana pembentukan family office di Indonesia.
Purbaya menolak jika proyek tersebut dibiayai dengan APBN dan menegaskan bahwa dirinya tidak terlibat langsung dalam perencanaannya.
“Kalau DEN mau bangun, silakan. Tapi anggaran negara nggak akan saya alihkan ke sana,” katanya.
Sementara itu, Luhut menjelaskan bahwa konsep family office justru bertujuan meningkatkan investasi sektor swasta demi mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Family office itu nggak ada kaitannya dengan APBN. Kita ramai sendiri padahal urusannya beda,” ucapnya.
sumber: CNN News
Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com