Rewatch Syndrome: Bukan Malas Cari yang Baru, tapi Nyaman Aja!

Last Updated: 29 Mei 2025By Tags: ,

“Duh, mau nonton sesuatu.. tapi, kenapa ya? yang ditonton itu-itu lagi.” Terdengar familiar? Tenang, kamu gak sendiri.

Re-watching atau menonton ulang sebuah film atau series adalah kebiasaan yang sering kita lakukan, tapi jarang sekali dibahas. Sudah tahu alurnya, ekspresi tokohnya, bahkan sampai hapal dialognya. Tapi rasanya tombol play itu seakan-akan meneriaki kita untuk menekannya. 

Kenapa sih kita suka nonton ulang?

Bukan soal malas mencari tonton baru atau tidak update, tetapi ada alasan yang kuat (dan relateable) di balik kebiasaan ini—dan semuanya cukup masuk akal.

1. Rasa Familiar yang Hadir

Salah satu alasan terkuat dari kebiasaan ini adalah rasa aman dan familiar yang dirasakan. Di tengah-tengah kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian, ada kalanya otak manusia cenderung mencari sesuatu yang familiar dengan diiringi oleh rasa aman dan tenang.

Film atau series yang sudah pernah kita tonton memberikan sense of control di dalam diri, karena kita sudah mengetahui alurnya. Kita tahu hal apa yang akan dilakukan oleh tokohnya dan kita tahu kapan adegan lucu, sedih atau bahkan menegangkan akan datang. Tidak ada kejutan, karena justru hal itu lah yang dicari. Seperti halnya makanan favorit, tontonan favorit juga bisa menjadi “pelarian” dari dunia nyata.

2. Lebih dari Sekadar Hiburan

Re-watching film atau series bagi sebagian orang juga bisa berarti memperhatikan hal-hal kecil yang terjadi di dalam film. Beberapa film dibuat dengan menyajikan detail-detail kecil yang dapat dijadikan sebagai pandangan baru, teori atau bahkan sebuah easter egg (detail tersembunyi). Hal tersebut, membangkitkan rasa ingin menonton ulang film atau series bagi penikmatnya. Selain itu, ada juga yang baru merasa bisa memahami alur cerita film setelah beberapa kali menonton.

3. Memori Manis yang Ikut Tertonton

Sebuah film atau series kadang memiliki ikatan emosional dengan penontonnya. Entah berkaitan dengan alurnya, atau masa-masa saat pertama kali menontonnya. Misalnya, ada yang pertama kali menonton “Harry Potter” pada saat duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), atau pertama kali menonton “Doraemon” bersama keluarganya saat kecil. Lalu, saat film dan series tersebut ditonton ulang di masa yang berbeda, maka akan membangkitkan memori yang mungkin sudah lama tersimpan.

Berlaku juga untuk film seperti “Bebas” atau “Ada Apa dengan Cinta” yang memiliki daya tarik nostalgia yang membuat penonton larut dalam emosinya dan betah untuk menonton ulang film itu kembali.

4. Berjumpa dengan Teman Lama

Banyak orang merasakan sebuah film merupakan teman lama dan bisa disebut sebagai comfortzone. Di saat, suasana hati yang kacau datang dan tubuh terlalu lelah untuk mencerna hal baru, menonton ulang menjadi bentuk self-soothing yang efektif. Kita tidak perlu menghabiskan banyak energi untuk “berkenalan” lagi dengan karakter baru. 

Jadi, Salahkah Menonton Ulang? 

Tentu sama sekali tidak. Meski rasanya kadang tidak produktif karena menonton hal yang sama berulang-ulang, kenyataannya aktivitas ini memiliki nilai emosional yang penting. Bahkan, dapat menjadi dari bagian coping mechanism yang positif. 
 
Jadi, untuk kamu yang sering menonton film atau series yang berulang-ulang kali, tidak usah merasa dirimu “boring” atau tidak produktif. Kadang, yang kita butuhkan bukan hal baru melainkan rasa nyaman dari cerita yang sudah kita kenal sebelumnya.

Sumber :Vitalia Adisti (20230502158), Mahasiswa FIKOM Universitas Esa Unggul

Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com

Leave A Comment