Sagu sebagai Makanan Rakyat dan Sumber Informasi Budaya Masyarakat Inanwatan
Inanwatan, Papua Barat Daya – Sagu telah lama menjadi makanan pokok masyarakat Inanwatan, sebuah distrik di Papua Barat Daya. Lebih dari sekadar sumber pangan, sagu juga memiliki nilai budaya yang mendalam dan menjadi bagian dari kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun. Melalui kajian folklor non-lisa, sagu tidak hanya dipahami sebagai bahan makanan, tetapi juga sebagai simbol kehidupan dan identitas masyarakat Inanwatan.
Bagi masyarakat Inanwatan, sagu bukan sekadar sumber karbohidrat, tetapi juga bagian tak terpisahkan dari tradisi dan kehidupan sosial mereka. Proses pengolahan sagu, mulai dari menebang pohon, mengekstraksi tepung, hingga memasaknya menjadi papeda atau makanan lainnya, melibatkan kerja sama komunitas yang mencerminkan nilai gotong royong.
Selain itu, berbagai ritual adat masih melibatkan sagu sebagai elemen penting. Misalnya, dalam acara adat atau upacara penyambutan tamu, hidangan berbahan dasar sagu menjadi simbol keramahan dan penghormatan. Hal ini menunjukkan bahwa makanan tidak hanya berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan biologis, tetapi juga memiliki makna sosial dan budaya yang mendalam.
Berikut ini uraian makanan tradisional sagu sebagai berikut:
1. Papeda Papeda merupakan makanan khas masyarakat Papua, Maluku dan beberapa daerah Sulawesi yang bentuknya gel atau pasta. Papeda dalam bahasa Inanwatan disebut ‘dao’. Cara pembuatan papeda secara prinsip yaitu dengan cara memanaskan suspensi aci sagu sampai terjadi gelatanisasi.
2. Sagu Lempeng (forna) Sagu lempeng merupakan bentuk makanan rakyat yang ditransmisikan secara lisan sehingga menjadi sebuah tradisi dalam masyarakatnya. Sagu lempeng merupakan kue kering yang langsung dapat dimakan setelah dicelup pada teh panas, kopi dan juga kuah ikan.
3. Sagu Lempeng Gula Merah (sagu gula) Sagu lempeng gula merah prinsip pengolahannya sama dengan sagu lempeng. Sagu lempeng gula merah dibuat dari aci basah atau setengah kering yang diremahkan (hancurkan) secara halus. Untuk mendapatkan bentuk yang remah dan halus, aci sagu basah diayak dengan cara menggosok-gosok bongkahan sagu dengan kedua telapak tangan di atas ayakan.
4. Sagu Bungkus Ulat Sagu (Sagu Apatar) Sagu bungkus apatar merupakan jenis makanan tradisi masyarakat Inanwatan yang diolah secara tradisional. Cara pengolahan sagu bungkus ulat sagu (apatar) diolah secara sedarhana, yaitu aci sagu dihaluskan dengan cara menggosok-gosok bongkahan sagu dengan kedua telapak tangan di atas ayakan.
Berita selengkapnya dapat Anda akses melalui aruna9news.com