Kota Padang dikenal sebagai surganya kuliner nusantara, salah satunya melalui hidangan legendaris bernama Sate Padang. Sajian khas ini menjadi primadona bagi pecinta masakan berbumbu kuat dan kaya rempah. Tidak hanya populer di daerah asalnya, Sate Padang kini telah menyebar ke berbagai penjuru Indonesia, tetap mempertahankan cita rasa autentiknya yang khas.

Berbeda dari sate-sate pada umumnya yang menggunakan saus kacang atau kecap manis, Sate Padang disajikan dengan kuah kental berwarna kuning atau merah yang berasal dari racikan puluhan rempah seperti kunyit, lengkuas, jahe, dan cabai. Kuah ini menjadi ciri khas utama yang membedakan Sate Padang dari jenis sate lainnya.

Daging yang digunakan pun bervariasi, mulai dari daging sapi, lidah, hingga jeroan. Daging direbus terlebih dahulu dengan bumbu, kemudian dibakar untuk menambah aroma gurih, sebelum akhirnya disiram dengan kuah panas yang menggugah selera.

Menurut warga setempat, terdapat beberapa varian dari Sate Padang yang berasal dari daerah berbeda di Sumatera Barat. Sate Padang Panjang memiliki kuah berwarna kuning, Sate Pariaman dengan kuah merah yang lebih pedas, dan Sate Padang Kota sebagai perpaduan keduanya. Meski berbeda warna dan rasa, ketiganya menyajikan sensasi pedas gurih yang memikat.

“Sate Padang itu bukan hanya soal rasa, tapi juga warisan kuliner Minang yang penuh filosofi dan teknik memasak turun-temurun,” ujar Bu Erna, penjual sate di kawasan Pasar Raya Padang yang sudah berjualan lebih dari 20 tahun.

Hidangan ini biasanya disajikan bersama ketupat dan taburan bawang goreng, serta sering ditemani keripik singkong pedas khas Minang. Tekstur daging yang empuk dan kuah yang kaya rasa membuat Sate Padang menjadi pilihan utama untuk makan siang maupun malam.

Sate Padang menjadi bukti bahwa kekayaan kuliner Minangkabau tak lekang oleh waktu, sekaligus memperlihatkan bagaimana warisan budaya lokal mampu bertahan dan berkembang di tengah arus modernisasi.

Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com