Sensasi di Charlotte: Benfica Ciptakan Sejarah dengan Mengalahkan Bayern Munich 1-0
Dalam laga yang berlangsung di tengah panasnya suhu Carolina Utara, Benfica berhasil menorehkan kemenangan bersejarah atas raksasa Jerman, Bayern Munich, sekaligus memastikan tahta juara Grup C Piala Dunia Antarklub.
Momen Bersejarah di Bank of America Stadium
Siapa sangka, malam yang panas di Charlotte akan menjadi saksi bisu terciptanya sejarah baru dalam pertemuan kedua tim besar Eropa ini. Benfica, dengan kepercayaan diri yang menggebu, berhasil menundukkan Bayern Munich 1-0 dalam pertandingan yang penuh drama dan ketegangan.
Gol emas Andreas Schjelderup di menit ke-13 menjadi penentu nasib pertandingan ini. Pemain muda berusia 20 tahun itu memanfaatkan dengan sempurna umpan silang Fredrik Aursnes, menciptakan momen yang akan dikenang seumur hidup oleh para suporter Benfica.
Cuaca Ekstrem Menambah Tantangan
Pertandingan ini bukan hanya tentang skill dan strategi, tetapi juga ujian ketahanan fisik. Dengan suhu mencapai 36 derajat Celsius, kedua tim harus beradu tidak hanya melawan lawan, tetapi juga melawan kondisi alam yang menantang.
Momen cooling break di menit ke-30 menjadi pemandangan yang menarik sekaligus memprihatinkan. Para pemain dari kedua kubu terlihat berlari menuju bangku cadangan, mencari teduh dan mendinginkan tubuh mereka dengan handuk basah. Pemandangan ini mengingatkan kita betapa beratnya perjuangan para atlet di balik gemerlapnya dunia sepak bola.
Trubin: Sang Pahlawan di Antara Mistar Gawang
Jika ada satu nama yang harus diingat dari pertandingan ini, itu adalah Anatoliy Trubin. Kiper berusia 23 tahun asal Ukraina ini tampil bagai tembok yang tak tertembus, terutama di babak kedua ketika Bayern Munich melancarkan serangan bertubi-tubi.
Penyelamatan gemilangnya terhadap tendangan Pavlovic dan duel satu lawan satu dengan Leroy Sane menjadi momen-momen krusial yang memastikan Benfica pulang dengan kemenangan manis. “Kami memberikan segalanya hari ini,” ujar Trubin dengan senyum kelegaan setelah pertandingan.
Di Maria: Maestro Veteran di Penghujung Karir
Angel Di Maria, si maestro berusia 37 tahun, sekali lagi membuktikan bahwa usia hanyalah angka. Mantan bintang Manchester United ini menjadi dalang di balik gol kemenangan Benfica, menunjukkan visi dan kecerdasan bermain yang tak lekang oleh waktu.
Momen ketika ia ditarik keluar di babak kedua diiringi tepuk tangan meriah dari penonton, seolah-olah mereka tahu bahwa mereka sedang menyaksikan salah satu penampilan terakhir sang legenda sebelum kembali ke Argentina.
Bayern Munich: Dominasi Tanpa Hasil
Bayern Munich, meski tampil dengan rotasi pemain, tetap menunjukkan kualitas yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Masuknya trio Harry Kane, Michael Olise, dan Joshua Kimmich di babak kedua membuat permainan semakin menarik.
Gol Kimmich yang dianulir karena offside dan berbagai peluang emas yang gagal dimanfaatkan menjadi penyesalan tersendiri bagi Die Roten. Namun, status runner-up grup tetap memastikan mereka melaju ke babak 16 besar.
Catatan Sejarah yang Manis
Kemenangan ini bukan sekadar tiga poin biasa bagi Benfica. Ini adalah kemenangan pertama mereka atas Bayern Munich dalam 14 pertemuan (1 menang, 3 seri, 10 kalah). Sebuah statistik yang membuat kemenangan ini terasa lebih manis dan bersejarah.
Bagi Bayern, ini menjadi kekalahan keempat dalam 29 pertandingan di tahun 2025 – sebuah catatan yang tetap impresif meski harus menelan kekecewaan di Charlotte.
Melangkah ke Babak Selanjutnya
Dengan kemenangan ini, Benfica tidak hanya memastikan diri sebagai juara Grup C, tetapi juga mengirimkan pesan kuat kepada tim-tim lain di babak 16 besar. Mereka membuktikan bahwa dalam sepak bola, tidak ada yang tidak mungkin.
Bayern Munich pun tetap melaju dengan kepala tegak. Pengalaman dan kualitas skuad mereka masih menjadi ancaman serius bagi siapa pun yang akan berhadapan dengan mereka di fase knock-out.
Piala Dunia Antarklub terus menghadirkan kejutan dan drama yang memukau. Siapa yang akan menjadi protagonis selanjutnya dalam perhelatan bergengsi ini? Saksikan terus perkembangannya!
Sumber : goal.com
Berita selengkapnya dapat Anda akses melalui aruna9news.com
Pertandingan berlangsung di tengah suhu ekstrem sekitar 36 °C di Charlotte, yang memaksa perubahan besar dalam skuad Bayern oleh pelatih Vincent Kompany. Rotasi tersebut berdampak pada performa, terutama di babak pertama di mana Bayern tampak kesulitan menjaga ritme permainan .