Setelah Didiagnosis Hipertensi, Enam Pasien Ceritakan Pola Makan yang Biasa Mereka Jalani Sebelumnya

Last Updated: 12 Juni 2025By Tags: ,

Hipertensi dan Kebiasaan Makan: Pengakuan Enam Pasien Mengenai Pola Konsumsi Sebelum Terdiagnosis

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi ketika tekanan darah dalam pembuluh arteri berada di atas ambang batas normal. Penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga banyak orang tidak menyadarinya. Namun, jika dibiarkan dalam jangka panjang, hipertensi bisa berujung pada komplikasi serius, seperti gangguan jantung dan stroke. Salah satu faktor utama yang memengaruhi tekanan darah adalah pola makan sehari-hari. Tanpa disadari, sejumlah makanan yang terasa lezat justru dapat menjadi pemicu kenaikan tekanan darah.

Enam orang yang telah terdiagnosis menderita hipertensi berbagi kisah mereka mengenai jenis makanan yang rutin dikonsumsi sebelum mereka mengetahui kondisi tersebut. Berikut adalah beberapa makanan yang disebutkan sebagai pemicu tekanan darah tinggi oleh para pasien ini.

1. Makanan Asin dan Tinggi Garam

Christine, perempuan berusia 60 tahun asal Ghana, mengungkapkan bahwa dirinya terbiasa mengonsumsi makanan dengan rasa asin dan yang dimasak dengan cara digoreng. Kebiasaan ini berkontribusi terhadap kondisinya hingga akhirnya ia mengalami stroke pada tahun 2012 akibat hipertensi yang tidak tertangani dengan baik.

Melalui keterangan yang dimuat oleh Blood Pressure Association di Inggris—organisasi yang fokus pada isu tekanan darah—Christine menyatakan bahwa budaya kuliner di komunitas Afrika-Karibia sangat menyukai makanan yang gurih, pedas, dan digoreng. Namun ia menyadari bahwa makanan favorit belum tentu baik untuk kesehatan. Sejak itu, ia mulai mengurangi penggunaan garam dan lebih memilih rempah-rempah sebagai penyedap alami. Meskipun belum sepenuhnya pulih, kesehatannya membaik dan ia bisa kembali menjalani aktivitas secara normal.

2. Hidangan yang Digoreng

Selain mengurangi konsumsi garam, Christine juga mengubah cara memasak makanannya. Ia kini lebih memilih metode memanggang daripada menggoreng, serta menjadikan sayuran sebagai makanan utama, bukan lagi kentang atau nasi. Ia juga mengurangi konsumsi daging merah. Cerita serupa datang dari Tom, seorang pasien asal Inggris yang juga divonis hipertensi.

Tom biasa sarapan dengan menu ala prasmanan yang terdiri dari makanan asin dan digoreng. Ia mengakui bahwa dulunya sulit untuk makan sehat karena sering menyantap gorengan dan makanan ringan tinggi garam. Namun, setelah mengetahui tekanan darahnya tinggi, Tom memutuskan untuk berhenti mengonsumsi makanan yang digoreng dan mulai memperbanyak buah serta sayur dalam pola makannya.

3. Teh Akar Manis

Nikki, perempuan 50 tahun asal Inggris, awalnya mengira dirinya telah menjalani gaya hidup sehat karena telah berhenti minum teh dan kopi berkafein. Sebagai gantinya, ia mengonsumsi teh herbal seperti peppermint dan akar manis. Namun, tekanan darahnya justru melonjak hingga mencapai 220/110 mmHg. Pada April 2014, Nikki mengetahui bahwa teh akar manis mengandung senyawa yang dapat mengganggu kadar kalium dalam tubuh dan memperparah hipertensi. Setelah menyadari bahwa ia telah minum 4-6 cangkir teh akar manis setiap hari sejak September 2013, ia pun mengurangi konsumsinya. Perlahan, tekanan darahnya pun kembali normal setelah menjalani pengobatan.

4. Ikan Asin

Joyce, seorang perempuan lain dari Ghana, baru mengetahui bahwa dirinya mengidap hipertensi saat menjalani pemeriksaan rutin. Awalnya ia merasa sehat, namun hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi. Bahkan, saat hendak menjalani prosedur ke dokter gigi, tekanan darahnya kembali melonjak. Ia mengakui bahwa keluarganya terbiasa makan ikan asin kering. Kini, ia mencoba merendam ikan asin terlebih dahulu untuk mengurangi kadar garam sebelum dimasak, serta mengurangi penggunaannya dalam menu sehari-hari.

Joyce juga mulai menggunakan berbagai rempah-rempah seperti jinten, cengkeh, adas, rosemary, pala, dan jahe sebagai alternatif garam untuk memberi cita rasa pada masakan. Pengalamannya menjadi pengingat bahwa makanan sehari-hari yang tampak biasa bisa saja menjadi pemicu tekanan darah tinggi.

5. Makanan dan Minuman Manis

Amanda, wanita berusia 45 tahun dari Inggris, tidak pernah mengira bahwa dirinya akan didiagnosis hipertensi. Meski sering merasa pusing dan mudah lelah, ia menganggap dirinya dalam kondisi sehat. Saat memeriksakan diri, ternyata tekanan darahnya mencapai 160/100 mmHg. Setelah merenung, Amanda menyadari bahwa ia kerap mengonsumsi minuman manis dalam kemasan serta camilan seperti donat dan kue-kue kecil.

Ia mengaku hampir setiap hari mengonsumsi gula tambahan dalam berbagai bentuk, dan sering kali melewatkan makanan utama karena lebih memilih camilan manis. Konsumsi gula berlebihan, terutama fruktosa, dapat meningkatkan kadar asam urat dan menurunkan produksi nitric oxide, zat yang penting untuk menjaga kelenturan pembuluh darah. Hal ini membuat tekanan darah lebih mudah naik. Selain itu, asupan gula tinggi juga meningkatkan risiko obesitas, yang menjadi salah satu faktor utama penyebab hipertensi. Setelah mengetahui kondisinya, Amanda mulai mengganti makanan manis dengan pilihan yang lebih sehat dan mulai rutin berolahraga.

6. Makanan Cepat Saji

Michael, seorang pria berusia 38 tahun yang bekerja di sektor swasta di Inggris, diketahui mengalami hipertensi setelah mengeluhkan sakit kepala dan rasa tegang di leher. Saat diperiksa, tekanan darahnya tercatat mencapai 170/110 mmHg. Setelah menjalani evaluasi, dokter menyarankan agar ia memperhatikan pola makan.

Michael kemudian menyadari bahwa selama ini ia terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji seperti burger, ayam goreng, kentang goreng, dan minuman bersoda. Semua itu menjadi kebiasaan karena tuntutan pekerjaan dan kemudahan akses terhadap makanan cepat saji. Ia mengaku bisa mengonsumsinya hingga tiga atau empat kali seminggu. Namun setelah mengetahui dampaknya terhadap kesehatan, ia mulai mengurangi frekuensi makan di luar dan membawa bekal dari rumah. Selain itu, ia juga mulai rutin melakukan aktivitas fisik ringan.

Kisah-kisah para pasien ini menunjukkan betapa pentingnya menyadari pengaruh makanan terhadap tekanan darah. Banyak dari mereka tidak menyadari bahwa pola makan yang tampaknya biasa dapat berdampak besar terhadap kesehatan. Oleh karena itu, memahami jenis makanan yang dikonsumsi dan menyadari risiko yang menyertainya merupakan langkah awal yang penting dalam mencegah dan mengelola hipertensi.

Sumber : KOMPAS.com

Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com

Leave A Comment