Si Pedas Gurih dari Bandung: Perjalanan Seblak dari Camilan Sisa ke Makanan Hits”

Last Updated: 13 Oktober 2025By Tags: , , ,

3 Resep Seblak Anti Gagal, Dijamin Bikin Ketagihan!

Seblak merupakan kuliner khas Sunda yang kini telah bertransformasi menjadi salah satu hidangan favorit di berbagai daerah Indonesia. Siapa sangka, makanan pedas nan gurih ini memiliki sejarah yang menarik di balik kepopulerannya!

Dengan perpaduan rasa gurih, pedas, dan aroma kencur yang khas, seblak berhasil mencuri hati para pencinta kuliner Nusantara. Dahulu, hidangan ini disajikan dengan sangat sederhana — hanya berupa kerupuk yang direbus dan dimasak bersama bumbu halus dari bawang putih, kencur, serta cabai rawit.

Namun, seiring berjalannya waktu, kreasi seblak semakin berkembang. Kini, seblak hadir dalam berbagai variasi dengan tambahan topping seperti telur, ceker, siomay, cilok, aneka bakso, dan sayuran.

Perpaduan cita rasa pedas dan gurih menjadikan seblak bukan hanya sekadar jajanan, melainkan bagian dari identitas kuliner modern yang terus berinovasi. Berikut kisah asal-usul dan berbagai fakta menarik seputar seblak.

Asal Mula Seblak

Belum ada catatan pasti mengenai kapan seblak pertama kali muncul, meskipun banyak yang meyakini bahwa kuliner ini berasal dari Bandung. Sejumlah sumber menyebutkan bahwa awal kemunculan seblak sudah ada sejak masa kemerdekaan di wilayah Parahyangan.

Di Garut, dikenal makanan bernama kurupuk leor, yang berarti kerupuk lemas. Hidangan ini dibuat dari kerupuk mentah yang tidak digoreng, melainkan direbus dan dimasak dengan bumbu bawang putih serta cabai rawit. Dari sinilah diyakini munculnya inspirasi awal seblak.

Sebelum seblak khas Sunda populer, di Sumpiuh, Jawa Tengah, juga sudah ada makanan serupa bernama kerupuk godog atau kerupuk rebus. Perbedaannya, hidangan ini tidak menggunakan kencur — bahan yang kini menjadi ciri khas utama dalam seblak.

Versi Lain Asal-Usul Seblak

Ada pula versi lain yang menyebut bahwa seblak lahir dari tumpukan kerupuk lama di Bandung. Saat kerupuk sudah tidak lagi renyah dan menjadi keras ketika digoreng, banyak orang yang membuangnya. Namun, masyarakat Bandung yang terkenal kreatif merasa sayang jika bahan makanan tersebut terbuang begitu saja.

Dari situlah muncul ide untuk mengolah kerupuk lama dengan tambahan bumbu pedas dan gurih hingga terciptalah seblak seperti yang kita kenal sekarang. Seblak bukanlah bagian dari resep tradisional Sunda, melainkan hasil inovasi masyarakat dalam memanfaatkan bahan sederhana.

Layaknya cireng, cilok, cimol, dan cibay, seblak menjadi bukti kecerdikan masyarakat Jawa Barat dalam menciptakan hidangan lezat dari bahan sederhana yang mulai populer sejak awal tahun 2000-an.

Makna di Balik Nama Seblak

Banyak yang penasaran dari mana asal kata seblak. Dalam bahasa Sunda, nyeblak berarti “mengagetkan”, sementara ada pula yang mengaitkannya dengan kata segak atau nyegak, yang berarti “menyengat.”

Kedua makna ini menggambarkan karakter rasa seblak yang kuat, pedas, dan mampu membangkitkan selera makan. Tak heran jika seblak dikenal dengan sensasi pedasnya yang “menyentak.”

Meski begitu, tingkat kepedasan seblak dapat disesuaikan dengan selera masing-masing. Tidak semua seblak harus terasa sangat pedas, karena sebagian orang justru menikmati harmoni rasa gurih, pedas, dan aroma kencur yang khas.

Ciri Khas Seblak

Ciri khas utama seblak terletak pada penggunaan kencur atau cikur sebagai bumbu wajib. Rasa pedas dan sedikit pahit dari kencur menciptakan sensasi hangat di mulut serta aroma yang menggugah selera.

Selain memperkaya rasa, kencur juga dipercaya memiliki khasiat kesehatan seperti meningkatkan nafsu makan dan membantu meredakan batuk. Seblak umumnya disajikan dengan kuah pedas serta berbagai isian seperti telur, mi, bakso, dan ceker ayam.

Tak lupa, kerupuk oranye yang menjadi ikon seblak turut menambah tampilan menggoda sekaligus memberikan cita rasa khas yang membedakannya dari hidangan berkuah pedas lainnya.

Seblak Ceker, Indonesian Popular Street Food from Bandung, West Java

Seblak di Era Modern

Kini, seblak telah menjadi ikon kuliner modern yang digemari di seluruh penjuru Indonesia. Dari pedagang kaki lima hingga restoran kekinian, seblak hadir dalam beragam varian dan level kepedasan.

Selain versi klasik dengan telur dan ceker, kini hadir berbagai inovasi seperti seblak basah premium dengan tambahan batagor, makaroni, tulang ayam, hingga bakso aci. Popularitasnya yang kian meluas menjadikan seblak berkembang dari sekadar warung rumahan menjadi bisnis kuliner modern, dengan konsep menarik seperti seblak prasmanan atau seblak restoran.

Rangkaian inovasi tersebut membuktikan bahwa seblak bukan hanya sekadar makanan pedas, melainkan simbol kreativitas kuliner khas Jawa Barat yang mampu menembus berbagai lapisan masyarakat.

sumber: detikFood

 berita selengkapnya bisa anda lihat di aruna9news.com

Leave A Comment