“Tak Disangka, Urine Bisa Ungkap 5 Masalah pada Hati”

Hati memiliki peran penting dalam tubuh, mulai dari menyaring racun, membantu proses pencernaan, menyeimbangkan hormon, hingga memproduksi protein vital. Ketika organ ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya, tubuh akan memberi sinyal peringatan — salah satunya melalui perubahan pada urine.
Beberapa tanda yang bisa muncul meliputi perubahan warna, bau, maupun frekuensi buang air kecil. Jika kondisi ini terjadi, bisa jadi hati sedang mengalami stres atau gangguan. Berikut lima tanda yang perlu diperhatikan:
-
Urine berbusa
Sedikit busa saat buang air kecil masih tergolong normal, terutama jika alirannya deras. Namun, bila busa tidak segera hilang setelah beberapa menit, hal ini bisa menandakan adanya kebocoran protein dalam urine. Kondisi tersebut sering dikaitkan dengan kerusakan hati lanjut seperti sirosis, atau gangguan pada ginjal. Saat hati tidak mampu menjaga kadar protein dalam darah, sebagian protein bisa ikut keluar melalui urine. -
Perubahan warna urine
Warna urine bisa berbeda tergantung pada jumlah cairan yang diminum. Akan tetapi, bila urine tampak kuning tua, keemasan, atau kecokelatan meski tubuh cukup terhidrasi, hal ini bisa menandakan penumpukan bilirubin — pigmen kuning hasil pemecahan sel darah merah. Hati yang sehat biasanya menyaring bilirubin, namun bila hati mengalami peradangan atau kerusakan, pigmen ini bisa menumpuk dan terbawa keluar melalui urine. -
Bau urine menyengat
Urine yang normal umumnya tidak berbau kuat jika tubuh cukup cairan. Namun, penumpukan racun dalam tubuh akibat gangguan fungsi hati dapat membuat urine berbau tajam. Ketika hati gagal menyaring zat berbahaya, ginjal mengambil alih peran tersebut, menyebabkan perubahan komposisi kimia urine dan menimbulkan bau tidak sedap. -
Sering buang air kecil
Frekuensi buang air kecil yang meningkat namun volumenya sedikit dapat mengindikasikan adanya disfungsi hati. Saat hati tak lagi optimal menyaring racun, tubuh berusaha mengeluarkannya melalui ginjal, sehingga seseorang jadi lebih sering kencing. Meski begitu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh faktor lain seperti infeksi saluran kemih. -
Rasa perih atau terbakar saat buang air kecil
Sensasi terbakar saat buang air kecil tidak selalu menandakan infeksi. Gangguan pada hati juga dapat memicunya karena kadar amonia dalam darah meningkat, yang kemudian mengiritasi saluran kemih dan menimbulkan rasa panas atau nyeri.
Sumber: Tempo.com
Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com










