Ternyata Ikan Juga dapat Mengandung Merkuri Loh, Yuk Ketahui Jenis ikan Dan Bahayanya Bila Dikonsumsi

Last Updated: 10 Maret 2025By Tags: , ,

Ikan yang terkena merkuri adalah ikan yang mengandung kadar merkuri di dalam tubuhnya akibat pencemaran lingkungan, terutama di perairan yang tercemar limbah industri, tambang, atau aktivitas manusia lainnya. Merkuri adalah logam berat beracun yang dapat terakumulasi dalam jaringan ikan melalui rantai makanan.

Semakin besar dan semakin lama usia ikan, semakin tinggi pula kemungkinan kandungan merkuri dalam tubuhnya. Jenis ikan predator seperti hiu, tuna, ikan pedang, dan makarel raja lebih rentan mengandung merkuri tinggi karena mereka berada di puncak rantai makanan dan mengonsumsi ikan-ikan kecil yang sudah terkontaminasi sebelumnya.

Konsumsi ikan yang mengandung merkuri dalam jumlah besar atau dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, terutama pada sistem saraf, ginjal, dan perkembangan otak pada janin dan anak-anak.

Daftar Ikan dengan Kandungan Merkuri Tinggi:

  1. Ikan Jabad atau Tilefish: Mengandung sekitar 1,123 ppm merkuri, melebihi ambang batas aman yang ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), yaitu 1 ppm.

  2. Ikan Todak atau Swordfish: Kadar merkurinya mencapai 0,995 ppm.

  3. Ikan Hiu: Memiliki kandungan merkuri sekitar 0,979 ppm.

  4. King Mackerel atau Tenggiri: Kadar merkurinya sekitar 0,73 ppm.

  5. Tuna Mata Besar: Mengandung sekitar 0,689 ppm merkuri.

  6. Ikan Pari: Kandungan merkurinya bervariasi tergantung spesies, misalnya Mobula spp. mengandung 0,22 ppm, Rhinoptera steindachneri 0,25 ppm, dan Mobula japanica 0,01 ppm.

  7. Barramundi: Sebagai predator utama dengan umur panjang, ikan ini rentan terhadap akumulasi merkuri.

  8. Tuna Sirip Biru: Sering memiliki kadar merkuri lebih tinggi dibandingkan jenis tuna lainnya.

  9. Marlin: Sebagai ikan predator besar, marlin termasuk dalam ikan bermerkuri tinggi.

  10. Orange Roughy: Kandungan merkuri di dalam tubuhnya sekitar 0,571 ppm.

Rekomendasi Konsumsi:

Untuk mengurangi risiko paparan merkuri, disarankan membatasi konsumsi ikan-ikan dengan kadar merkuri tinggi, terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak. Sebagai alternatif, pilihlah ikan dengan kadar merkuri rendah seperti salmon, sarden, atau ikan air tawar yang cenderung memiliki kandungan merkuri lebih rendah.

Dengan memperhatikan jenis ikan yang dikonsumsi dan frekuensi konsumsinya, kita dapat menikmati manfaat gizi dari ikan sambil meminimalkan risiko kesehatan akibat paparan merkuri.

Tingkat Bahaya Merkuri dalam Ikan Jika Terkonsumsi Manusia

Tingkat bahaya merkuri tergantung pada jumlah yang masuk ke dalam tubuh serta sensitivitas individu terhadap zat ini. Berikut adalah kategori tingkat bahayanya:

Kadar Merkuri (ppm) Tingkat Bahaya Jenis Ikan
< 0,1 ppm Aman dikonsumsi Salmon, sarden, lele, nila
0,1 – 0,5 ppm Cukup aman dengan batas konsumsi tertentu Tuna kalengan, kakap merah, cod
0,5 – 1,0 ppm Berbahaya jika dikonsumsi berlebihan Tuna mata besar, tenggiri, barramundi
> 1,0 ppm Sangat berbahaya Hiu, ikan todak, tilefish

Batas aman konsumsi merkuri dalam makanan menurut WHO adalah 0,5 ppm untuk konsumsi rutin dan 1,0 ppm sebagai batas maksimal.

Jika seseorang mengonsumsi ikan dengan kandungan merkuri tinggi dalam jumlah besar dalam waktu singkat, dapat terjadi gejala berikut:

  • Mual, muntah, dan diare
  • Sakit kepala dan pusing
  • Nyeri otot dan sendi
  • Gangguan penglihatan
  • Tremor (gemetar) pada tangan

Dampak Jangka Panjang (Akumulasi Merkuri di Tubuh)

Mengonsumsi ikan yang mengandung merkuri dapat menimbulkan berbagai efek samping, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan atau dalam jangka panjang. Berikut adalah beberapa efek samping yang dapat terjadi:

1. Gangguan Sistem Saraf

  • Merkuri dapat merusak sistem saraf pusat, terutama pada janin dan anak-anak.
  • Gejala yang dapat muncul meliputi gangguan kognitif, kesulitan berbicara, serta kehilangan koordinasi dan keseimbangan.

2. Masalah Kesehatan pada Janin dan Anak-anak

  • Ibu hamil yang terpapar merkuri berisiko melahirkan bayi dengan gangguan perkembangan otak, kecerdasan yang lebih rendah, dan keterlambatan bicara.
  • Anak-anak yang terpapar merkuri juga dapat mengalami gangguan perkembangan motorik dan kognitif.

3. Gangguan Jantung dan Pembuluh Darah

  • Paparan merkuri dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
  • Merkuri dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, gangguan irama jantung, serta meningkatkan risiko serangan jantung.

4. Gangguan Ginjal

  • Merkuri bersifat toksik bagi ginjal dan dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal.
  • Paparan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis.

5. Masalah pada Sistem Pencernaan

  • Merkuri dapat menyebabkan mual, muntah, diare, dan sakit perut.
  • Dalam beberapa kasus, paparan merkuri juga dapat mengiritasi saluran pencernaan.

6. Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh

  • Merkuri dapat mengganggu fungsi sel darah putih, sehingga melemahkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.

Untuk mengurangi risiko efek samping akibat merkuri, disarankan untuk menghindari konsumsi ikan yang berpotensi tinggi mengandung merkuri, seperti tuna, hiu, makarel raja, dan ikan pedang. Sebagai alternatif, pilih ikan yang lebih aman seperti salmon, sarden, dan ikan air tawar yang cenderung memiliki kadar merkuri lebih rendah.

Merkuri dalam ikan bisa sangat berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah besar atau secara terus-menerus. Risiko kesehatan meliputi gangguan saraf, kerusakan organ, hingga dampak serius pada janin dan anak-anak. Oleh karena itu, penting untuk memilih ikan yang lebih aman dan mengontrol konsumsi ikan bermerkuri tinggi.

Tips Mengurangi Risiko Konsumsi Ikan Bermerkuri:

Agar tetap mendapatkan manfaat dari konsumsi ikan tanpa risiko tinggi terkena merkuri, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:

1. Pilih Ikan dengan Kadar Merkuri Rendah

  • Konsumsi ikan yang umumnya memiliki kadar merkuri rendah seperti salmon, sarden, teri, lele, mujair, dan udang.
  • Hindari ikan predator besar seperti tuna sirip kuning, hiu, ikan pedang, makarel raja, dan marlin yang cenderung mengandung merkuri lebih tinggi.

2. Batasi Konsumsi Ikan Berisiko Tinggi

  • Orang dewasa sebaiknya tidak mengonsumsi ikan tinggi merkuri lebih dari 1-2 porsi per bulan.
  • Ibu hamil, menyusui, dan anak-anak dianjurkan menghindari ikan yang mengandung merkuri tinggi untuk mencegah gangguan perkembangan otak pada janin dan anak.

3. Variasikan Jenis Ikan yang Dikonsumsi

  • Jangan hanya mengandalkan satu jenis ikan dalam pola makan, tetapi konsumsi berbagai jenis ikan agar mengurangi risiko paparan merkuri dari satu sumber.

4. Perhatikan Sumber dan Asal Ikan

  • Pilih ikan dari perairan yang lebih bersih dan kurang terkontaminasi limbah industri atau tambang.
  • Jika memungkinkan, beli ikan dari hasil budidaya yang sudah diawasi kadar keamanannya.

5. Buang Bagian yang Berpotensi Mengandung Merkuri Lebih Tinggi

  • Hindari mengonsumsi bagian kepala, kulit, dan organ dalam ikan, karena logam berat seperti merkuri cenderung terakumulasi di bagian tersebut.

6. Perhatikan Cara Memasak

  • Memasak ikan dengan metode panggang, rebus, atau kukus lebih baik dibandingkan menggoreng, karena mengurangi potensi paparan zat beracun lainnya.

Jika ingin memastikan ikan yang dikonsumsi aman dari merkuri, sebaiknya beli dari pemasok terpercaya atau pilih ikan yang sudah diuji keamanannya oleh lembaga berwenang.

Berita selengkapnya atau berita lainnya dapat Anda baca di Aruna9news.com

Leave A Comment