Jakarta – Industri pertambangan batubara telah melahirkan sederet nama besar dalam dunia bisnis Indonesia. Sektor yang menjadi tulang punggung energi nasional ini telah mengantarkan para pengusaha visioner meraih puncak kejayaan finansial yang luar biasa.

Mari kita telusuri perjalanan inspiratif lima tokoh bisnis yang berhasil membangun kerajaan batubara dan menempatkan diri mereka dalam jajaran orang terkaya Indonesia.

Dato’ Low Tuck Kwong – Sang Maharaja Batubara
Pria yang memimpin PT Bayan Resources Tbk (BYAN) ini telah membuktikan bahwa visi bisnis yang tepat dapat menghasilkan keajaiban finansial. Perusahaannya kini berdiri megah sebagai emiten batubara dengan kapitalisasi pasar tertinggi di bursa domestik, mencapai angka fantastis Rp 658,33 triliun.

Bayan Resources tidak hanya fokus pada tambang, tetapi juga merambah ke sektor pembangkit listrik, menunjukkan diversifikasi bisnis yang cerdas. Prestasi gemilang Low Tuck Kwong terbukti dengan kekayaan pribadi yang mencapai US$27,2 miliar (sekitar Rp 422,79 triliun), menjadikannya orang terkaya ketiga di Indonesia menurut Forbes.

Dinasti Widjaja – Warisan Emas Sinar Mas
Keluarga yang dibangun oleh almarhum Eka Tjipta Widjaja terus melanggengkan kejayaan melalui Sinar Mas Group. Konglomerat legendaris ini mengelola PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA) di sektor energi dan infrastruktur.

Keunggulan strategis keluarga Widjaja terletak pada ekspansi internasional melalui anak perusahaan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) dan Golden Energy and Resources Ltd (GEAR). Bahkan mereka berani melangkah ke Australia dengan mengakuisisi Stanmore Coal, membuktikan ambisi global yang tak terbendung.

Dengan Franky Oesman Widjaja sebagai Komisaris Utama DSSA, keluarga ini berhasil mengumpulkan kekayaan mencapai US$18,9 miliar.

Garibaldi Thohir – Sang Pionir Adaro
Kakak dari Menteri BUMN Erick Thohir ini memiliki cerita pendirian yang menginspirasi. Bersama Theodore Permadi Rachmat dan Edwin Soeryadjaya, ia mendirikan raksasa PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang mencatatkan sejarah dengan IPO terbesar pada masanya di tahun 2008.

Jejak tambang Adaro tersebar luas dari Sumatra hingga Kalimantan, bahkan merambah ke Australia melalui akuisisi strategis pada 2018. Dengan portofolio anak perusahaan yang mengesankan seperti PT Mustika Indah Permai, PT Bukit Enim Energi, dan lainnya, kekayaan “Boy” Thohir kini mencapai US$5,3 miliar.

Kiki Barki – Arsitek Harum Energy
Perjalanan Kiki Barki dimulai pada 1995 ketika ia mendirikan PT Harum Energi Tbk (HRUM), yang kemudian go public pada 2010. Dengan menguasai 79,79% saham perusahaan, ia juga membangun tambang batubara swasta Tanito Harum.

Yang menarik, Kiki telah menyiapkan regenerasi kepemimpinan dengan melibatkan putra-putranya. Lawrence Barki kini menjabat sebagai presiden komisaris, sementara Steven Scott Barki berperan sebagai komisaris. Dedikasi keluarga ini menghasilkan kekayaan sebesar US$1,3 miliar.

Edwin Soeryadjaya – Maestro Investasi Batubara
Lahir pada 17 Juli 1949, Edwin Soeryadjaya membawa DNA bisnis dari sang ayah, William Soeryadjaya, pendiri Astra. Setelah krisis moneter 1997-1998, ia bersama Sandiaga Uno mendirikan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) yang berkembang pesat.

Ketika industri batubara menggeliat pasca tahun 2000, Edwin dengan cerdas masuk ke sektor ini. Berkolaborasi dengan sepupunya Teddy Rachmat dalam pendirian Pama Persada, ia berhasil meraih kekayaan US$1,6 miliar.

Kesimpulan
Kelima tokoh ini membuktikan bahwa industri batubara Indonesia bukan hanya tentang menggali kekayaan alam, tetapi juga tentang visi, keberanian mengambil risiko, dan kemampuan beradaptasi dengan dinamika pasar global. Kisah sukses mereka menjadi inspirasi bahwa dengan dedikasi dan strategi yang tepat, mimpi terbesar pun dapat terwujud.

Siapa yang tidak terinspirasi oleh perjalanan luar biasa para raja batubara Indonesia ini? Bagikan pendapat Anda tentang strategi bisnis mana yang paling menginspirasi!

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Berita selengkapnya dapat Anda akses melalui aruna9news.com