Universitas Esa Unggul Menjadi Tuan Rumah Pelantikan Pengurus Ketua ASPIKOM JABODETABEK 2025/2029

Last Updated: 18 Desember 2025By

 

Esaunggul.ac.id, Universitas Esa Unggul menjadi tuan rumah pelantikan Pengurus ASPIKOM (Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi) Korwil Jabodetabek periode 2025-2029. Acara yang berlangsung ini menandai babak baru kepemimpinan organisasi profesi ilmu komunikasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, dengan kehadiran dari Menteri Perdagangan Republik Indonesia sebagai pembicara kunci ( 18/12/2025).

Kegiatan diawali dengan UKM Tari Universitas Esa Unggul, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars UEU, dan Mars ASPIKOM dan dilanjutkan dengan sambutan pembuka dari Dr. Erna Febriani, S.Si., M.Si., selaku calon Ketua ASPIKOM Korwil Jabodetabek.

Dr. Erna Febriani, S.Si., M.Si., selaku  calon Ketua ASPIKOM Korwil Jabodetabek yang sekaligus menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, menyampaikan laporan dan visi kepemimpinan yang akan dijalankan. Sementara itu, Rektor Universitas Esa Unggul, Dr. Ir. Arief Kusuma Among Praja, ST., MBA., IPU., ASEAN Eng., memberikan sambutan hangat yang menegaskan komitmen kampus dalam mendukung pengembangan ilmu komunikasi di Indonesia.

Rektor Universitas Esa Unggul, Dr. Ir. Arief Kusuma Among Praja, ST., MBA., IPU., ASEAN Eng.,

” Tahun ini Universitas Esa Unggul  bangga menjadi tuan rumah pelantikan ASPIKOM Jabodetabek. Ini adalah bentuk kontribusi nyata kami dalam memajukan pendidikan komunikasi yang tidak hanya mengikuti perkembangan zaman, tetapi juga membentuk karakter komunikator yang berintegritas,” ujar Rektor.

Prof. Anang Sujoko, S.Sos., M.Si., D.COMM., Ketua Umum ASPIKOM, turut hadir dalam acara momentum ini. Kehadirannya menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara pengurus pusat dan korwil.

Momen paling ditunggu tiba ketika Dr. Budi Santoso, M.Si., Menteri Perdagangan Republik Indonesia, naik ke podium untuk menyampaikan keynote speech yang menggugah. Dengan gaya komunikasi yang lugas namun inspiratif, Menteri Perdagangan menekankan peran krusial komunikasi dalam membangun daya saing ekonomi Indonesia di kancah global.

Dr. Budi Santoso, M.Si., Menteri Perdagangan Republik Indonesia

“Di era digital ini, komunikasi bukan lagi sekadar menyampaikan pesan, tetapi membangun narasi yang mampu menggerakkan ekonomi,” ujar Menteri Perdagangan, disambut tepuk tangan meriah. Beliau memaparkan bagaimana strategi komunikasi yang efektif telah membantu pelaku UMKM Indonesia menembus pasar ekspor, sekaligus menjaga citra produk Indonesia di mata dunia.

Menteri Perdagangan juga menyoroti tantangan yang dihadapi Indonesia dalam persaingan global. “Produk kita berkualitas, tapi sering kalah dalam hal storytelling. Negara lain sangat pintar mengemas narasi produknya. Inilah kenapa pendidikan komunikasi menjadi sangat strategis. Kalian para pendidik dan akademisi komunikasi adalah garda terdepan dalam membangun soft power ekonomi Indonesia,” tegasnya.

Tidak hanya berpidato, Menteri Perdagangan juga meluangkan waktu mengunjungi Pameran Kewirausahaan yang digelar khusus dalam rangkaian acara ini. Didampingi oleh Rektor Universitas Esa Unggul, Ketua Umum ASPIKOM, dan Ketua ASPIKOM Jabodetabek, beliau berkeliling melihat berbagai inovasi produk dan strategi komunikasi pemasaran dari mahasiswa dan pelaku usaha.

Di salah satu booth, Menteri tampak antusias berdiskusi dengan mahasiswa tentang strategi branding produk lokal di media sosial. “Ini contoh nyata bagaimana generasi muda memahami kekuatan komunikasi digital,” komentarnya sambil tersenyum. Kunjungan ini menunjukkan perhatian serius pemerintah terhadap ekosistem komunikasi dan kewirausahaan di Indonesia.

Sebagai bentuk apresiasi, penyerahan plakat kepada Menteri Perdagangan berlangsung dalam suasana penuh kehangatan, disusul dengan sesi foto bersama yang diabadikan oleh tim dokumentasi.

Acara semakin berbobot dengan seminar bertajuk “The Future of Communication: AI, Media Integrity and The Knowledge Ecosystem”. Empat narasumber dengan keahlian berbeda hadir membedah masa depan komunikasi dari berbagai sudut pandang, menciptakan diskusi multidimensi yang kaya perspektif.

Dr. Ratna Sari Wattimena, Government Relation Manager AirAsia, membuka wawasan hadirin tentang bagaimana komunikasi strategis mengelola reputasi perusahaan di tengah kompetisi ketat industri penerbangan regional. Dengan studi kasus nyata, beliau menunjukkan bagaimana setiap krisis bisa menjadi peluang jika ditangani dengan strategi komunikasi yang tepat.

Rina Nurjanah, Redaktur Pelaksana tirto.id, menghadirkan perspektif jurnalistik yang tajam tentang tantangan integritas media di era post-truth. “Kami setiap hari berhadapan dengan tsunami informasi. Tugas jurnalis bukan hanya cepat, tapi akurat dan bertanggung jawab,” tegasnya, mengajak audiens memahami kompleksitas dunia media digital.

Dr. Heri Budianto dari Dewan Pembina ASPIKOM menyumbangkan pemikiran akademis mendalam tentang bagaimana institusi pendidikan harus beradaptasi mencetak lulusan komunikasi yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga memiliki integritas tinggi.

Sementara itu, Syammas, M.I.Kom, dari Sedesain Indonesia dan Canva Expert, memukau audiens dengan demonstrasi langsung bagaimana AI telah merevolusi desain komunikasi visual. “Yang dulunya butuh tim besar dan waktu berminggu-minggu, kini bisa diselesaikan dalam hitungan jam dengan bantuan AI,” paparnya sambil menampilkan berbagai tools cutting-edge.

Moderator Dr. Wulan Furrie memandu diskusi dengan cemerlang, menciptakan dialog interaktif yang membuat empat jam terasa singkat. Sesi tanya jawab berlangsung sangat dinamis, dengan peserta dari berbagai perguruan tinggi mengajukan pertanyaan kritis dan mendalam. Terlihat jelas bahwa isu AI dan integritas media bukan lagi wacana teoretis, tetapi realitas yang harus segera dijawab oleh dunia pendidikan komunikasi.

Komitmen kolaborasi semakin diperkuat dengan penandatanganan MoU, PKS, dan IA antara Universitas Esa Unggul, ASPIKOM, dan berbagai mitra terkait. Lebih dari sekadar tanda tangan di atas kertas, kerja sama ini membuka pintu riset bersama, pertukaran dosen dan mahasiswa, hingga pengembangan kurikulum berbasis kebutuhan industri. “Ini bukan MoU tidur, tapi komitmen nyata yang akan kita eksekusi,” tegas salah satu pihak penandatangan.

Momen menarik lainnya adalah bedah buku berjudul “Skripsi Bukan Tugas Akhir” karya Ruslan Ramli, Ph.D. Judul yang terdengar paradoks ini justru mengundang rasa penasaran luar biasa. Ruslan Ramli dengan gaya penyampaian yang jenaka namun tajam, menggugat mindset mahasiswa dan dosen yang menganggap skripsi hanya sebagai syarat kelulusan.

“Skripsi adalah awal dari perjalanan intelektual kalian, bukan akhirnya. Banyak mahasiswa lega setelah wisuda lalu melempar skripsi ke gudang. Padahal, di situ ada potensi publikasi, ada paten, ada startup,” ujarnya, memicu gelak tawa sekaligus renungan mendalam di kalangan audiens.

Bedah buku ini tidak hanya menjual gagasan, tetapi juga menampilkan testimoni dari beberapa alumni yang berhasil mengembangkan skripsinya menjadi produk komersial atau publikasi ilmiah internasional. Diskusi berlangsung interaktif, dengan banyak dosen dan mahasiswa bertanya tentang strategi transformasi skripsi menjadi karya yang berdampak.

Puncak dari seluruh rangkaian adalah pelantikan resmi Pengurus Pusat ASPIKOM Jabodetabek periode 2025-2029 yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum ASPIKOM. Momen sakral ini bukan sekadar upacara formal, tetapi penanda tongkat estafet kepemimpinan yang penuh tanggung jawab. Ratusan akademisi, praktisi komunikasi, dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jabodetabek menyaksikan dengan khidmat.

Satu per satu nama pengurus disebut dan dilantik, masing-masing mengucapkan sumpah dengan penuh kesungguhan. Suasana haru terasa, terutama ketika bendera ASPIKOM dikibarkan diiringi alunan musik yang megah. Ini bukan sekadar organisasi profesi, tetapi representasi dari ribuan dosen dan mahasiswa komunikasi yang berharap banyak pada kepemimpinan baru.

Dr. Erna Febriani kemudian mengumumkan persiapan Rakerwil (Rapat Kerja Wilayah) yang akan menjadi agenda strategis untuk merancang program kerja konkret. Sebagai Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul sekaligus Ketua ASPIKOM Jabodetabek, beliau membawa keunggulan ganda: pemahaman mendalam tentang kebutuhan akademik dan jaringan luas di organisasi profesi.

“Kami tidak akan bekerja sendiri. Rakerwil nanti akan menjadi ruang deliberatif bagi semua stakeholder untuk menyumbang ide terbaik. Kita harus responsif terhadap perubahan, terutama disrupsi AI yang sedang terjadi,” ujar Dr. Erna dengan tegas namun penuh semangat. Pengumuman ini disambut standing ovation, menandakan kesiapan pengurus baru untuk segera bergerak mewujudkan visi organisasi.

Acara yang berlangsung dari pagi hingga sore ini ditutup dengan penuh haru dan semangat baru. Para peserta yang mengenakan dresscode batik tampak kompak dan bangga menjadi bagian dari sejarah ASPIKOM Jabodetabek. Batik yang bermotif beragam seakan melambangkan keberagaman institusi yang bersatu dalam satu visi.

Pelantikan ini bukan hanya seremoni pergantian kepemimpinan, tetapi manifesto komitmen bersama memajukan pendidikan komunikasi Indonesia. Di tengah disrupsi teknologi dan tantangan integritas media, ASPIKOM Jabodetabek periode 2025-2029 siap menjadi garda terdepan dalam mencetak komunikator profesional yang adaptif, etis, dan visioner. Dengan dukungan pemerintah yang dibuktikan oleh kehadiran Menteri Perdagangan, serta sinergi kuat antara akademisi dan praktisi, harapan untuk menciptakan ekosistem komunikasi yang sehat dan kompetitif semakin nyata.

Tentang ASPIKOM
ASPIKOM (Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi) adalah organisasi yang menghimpun program studi dan institusi pendidikan tinggi ilmu komunikasi di Indonesia. Organisasi ini berperan strategis dalam pengembangan kurikulum, peningkatan kualitas pendidikan, dan penguatan jaringan akademisi serta praktisi komunikasi di seluruh Indonesia.

 

Leave A Comment