Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir menepis tudingan yang menyebut Indonesia turut campur dalam keputusan FIFA menjatuhkan sanksi kepada Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi timnas Harimau Malaya.
Sanksi tersebut dijatuhkan FIFA usai ditemukan pelanggaran dokumen saat Malaysia menghadapi Vietnam dalam laga kualifikasi Piala Asia 2027. FAM dinyatakan melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA terkait pemalsuan dokumen, sehingga dijatuhi denda sebesar 350 ribu franc Swiss (sekitar Rp7,3 miliar). Sementara tujuh pemain naturalisasi masing-masing dikenai denda 2.000 franc Swiss (sekitar Rp41,8 juta) dan larangan bermain selama satu tahun.
Ketujuh pemain yang terkena sanksi adalah Joao Figueiredo, Jon Irazabal, Hector Hevel, Imanol Machuca, Gabriel Palmero, Facundo Garces, dan Rodrigo Holgado.
Setelah FIFA merilis keputusan tersebut pada Jumat (26/9), muncul spekulasi dari sejumlah pihak di Malaysia yang menuduh Indonesia ikut mempengaruhi keputusan FIFA. Namun, Erick Thohir dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
“Kami tidak intervensi, tidak ikut campur dalam urusan negara lain,” ujar Erick saat ditemui di Gedung DPR, Senin (29/9).
Erick menegaskan bahwa Indonesia justru mendukung kemajuan olahraga di kawasan Asia Tenggara dan menghormati upaya negara-negara tetangga dalam meningkatkan kualitas olahraga nasional mereka.
“Kita harus menghargai setiap negara di Asia Tenggara yang ingin memajukan olahraganya. Kami di Indonesia juga berkomitmen untuk mengembangkan prestasi olahraga, baik sepak bola, bulu tangkis, pencak silat, dan lainnya, tanpa mencampuri urusan politik atau kebijakan negara lain,” tambahnya.
Pernyataan Erick Thohir ini sekaligus menegaskan posisi Indonesia yang fokus pada pembangunan olahraga nasional secara mandiri dan profesional, tanpa terlibat dalam polemik internasional yang menyangkut negara lain.

sumber: CNN Indonesia

Berita selengkapnya dapat anda akses melalui aruna9news.com