Cuaca Ekstrem Uji Ketahanan Jamaah Haji 2025, Suhu Capai 47 Derajat di Makkah
Makkah, 20 Mei 2025 – Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini dihadapkan pada tantangan berat. Suhu udara di Kota Makkah dan sekitarnya dilaporkan mencapai 47 derajat Celsius, menjadikannya salah satu musim haji terpanas dalam satu dekade terakhir. Kondisi cuaca ekstrem ini menjadi ujian fisik dan mental bagi lebih dari dua juta jamaah dari seluruh dunia, termasuk jamaah asal Indonesia.
Pemerintah Arab Saudi telah mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca panas ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung selama fase-fase utama haji, termasuk puncaknya di Arafah dan Mina. Di berbagai titik strategis, seperti Masjidil Haram, Jamarat, dan tenda-tenda di Arafah, telah disediakan area pendingin, semprotan air otomatis, serta alat pengukur suhu tubuh.
Sementara itu, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi turut meningkatkan kesiapsiagaan tim kesehatan. Di berbagai sektor, para dokter kloter dan petugas haji terus mengimbau jamaah untuk mengurangi aktivitas fisik di luar ruangan, menjaga hidrasi, dan mengenakan pelindung diri seperti topi serta payung.
“Cuaca ini bukan hanya membuat jamaah kelelahan lebih cepat, tapi juga meningkatkan risiko dehidrasi dan heatstroke. Edukasi dan pendampingan terus kami lakukan,” ujar dr. Fadli, salah satu dokter kloter asal Jawa Tengah.
Meski suhu udara terasa menyengat, semangat para jamaah untuk menyempurnakan rukun haji tetap tinggi. Di berbagai momen, tampak para jamaah saling membantu, membagikan air minum, dan saling menyemangati. Bagi sebagian jamaah, tantangan ini justru menjadi penguat spiritual bahwa ibadah haji memang bukan perjalanan biasa.
Kementerian Agama RI juga mengimbau keluarga jamaah di Tanah Air untuk tidak panik apabila sulit menghubungi kerabat di Tanah Suci. “Waktu istirahat diperpanjang di siang hari agar jamaah tidak terlalu lelah dan tetap fokus menjalankan ibadah. Komunikasi bisa dilakukan di malam hari ketika cuaca lebih bersahabat,” terang Kepala PPIH Arab Saudi.
Kewaspadaan Ekstra di Lapangan
Sebagai bagian dari upaya antisipasi terhadap cuaca ekstrem, seluruh petugas haji Indonesia di Arab Saudi kini menerapkan protokol kewaspadaan tinggi di setiap titik layanan. Pos kesehatan diperkuat dengan tenaga medis tambahan, unit mobil ambulans diperbanyak, dan distribusi air minum dingin serta oralit diperketat agar jamaah tetap terhidrasi.
Di lapangan, petugas kloter juga semakin rutin berpatroli di sekitar pemondokan, terutama menjelang tengah hari, guna memastikan tidak ada jamaah yang berada terlalu lama di bawah terik matahari.
“Fokus kami adalah pencegahan. Jamaah terus kami edukasi agar jangan memaksakan diri beribadah sunnah saat kondisi tubuh sudah lemah,” jelas dr. Lina Susanti, petugas medis Daker Makkah.
Jamaah juga diimbau untuk segera melapor jika merasa pusing, lemas, atau kehilangan konsentrasi, yang bisa menjadi gejala awal heatstroke. Di beberapa lokasi, tim kesehatan bahkan menyediakan ruang penyegar darurat dengan AC portable dan kipas uap untuk penanganan ringan sebelum rujukan ke rumah sakit.
Teknologi dan Pelayanan Terintegrasi
Pada musim haji tahun ini, pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan jamaah. Kementerian Agama RI telah mengintegrasikan sistem pelaporan kesehatan dan keberadaan jamaah melalui aplikasi Haji Pintar 3.0, yang terkoneksi dengan smart wristband yang dikenakan oleh setiap jamaah.
Gelang tersebut mencatat suhu tubuh secara berkala, serta memungkinkan pelacakan lokasi jika jamaah tersesat atau keluar dari zona aman. Data real-time ini sangat membantu petugas dalam merespons cepat jika ada kondisi darurat.
“Dengan data digital yang kami miliki, kami bisa tahu siapa yang belum kembali ke maktab, siapa yang perlu istirahat, dan siapa yang butuh perhatian medis lebih lanjut,” kata Irwan Fadillah, petugas Siskohat Kemenag.
Kesimpulan
Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 di Makkah menghadapi tantangan besar akibat suhu ekstrem yang mencapai 47 derajat Celsius. Pemerintah Arab Saudi dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia telah meningkatkan kewaspadaan dengan menyiapkan fasilitas pendingin, memperkuat tim medis, serta mengedukasi jamaah untuk menjaga kesehatan. Meskipun kondisi cuaca sangat panas, semangat dan solidaritas jamaah tetap tinggi. Teknologi seperti aplikasi Haji Pintar 3.0 dan smart wristband juga dimanfaatkan untuk memantau kondisi jamaah secara real-time, sehingga pelayanan menjadi lebih cepat dan terintegrasi. Seluruh upaya ini menunjukkan komitmen untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan jamaah di tengah cuaca ekstrem.
sumber: Alisya Siskamawarni (20230502056)
Berita selengkapnya dapat Anda akses melalui aruna9news.com