Ledakan Amunisi Kadaluarsa di Garut Tewaskan 13 Orang

Last Updated: 28 Mei 2025By Tags: , , ,

Ledakan hebat terjadi di kawasan pemusnahan amunisi milik TNI Angkatan Darat di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin pagi (12/5). Peristiwa tragis ini menewaskan 13 orang, termasuk empat prajurit TNI dan sembilan warga sipil.

Peristiwa itu terjadi sekitar jam 9:30 pagi ketika Angkatan Darat melakukan proses rutin untuk menghancurkan amunisi yang kadaluwarsa di Central Amunition Reservation (Gupusmu) III di Pusat Peralatan Angkatan Darat Indonesia. Menurut penjelasan resmi TNI, langkah pertama kehancuran terjadi secara normal sampai itu adalah pengobatan detonator yang tersisa di lubang ketiga, dan tiba -tiba meledak.

Sebuah ledakan yang terjadi di luar prediksi ini menyebabkan belasan orang meninggal dari kalangan TNI dan warga sipil. Berikut fakta-fakta yang terungkap dari ledakan pemusnahan amunisi di Garut.”Pada awal kegiatan secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personel maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman,” kata Wahyu dalam keterangan pers yang dikutip Antara.

Setelah itu, personel membuat dua lubang sumur untuk amunisi milik TNI AD yang akan dimusnahkan. Kemudian dimasukkan amunisi yang akan dimusnahkan, lubang tersebut lalu diledakkan oleh personel TNI AD menggunakan detonator.

“Peledakan di dua sumur ini berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman,” kata Wahyu. Setelah itu, personel mengisi satu lubang yang telah disiapkan untuk menghancurkan detonator yang sebelumnya dipakai untuk meledakkan dua lubang sumur.

Detonator itu dimasukkan ke dalam lubang, lanjut Wahyu, untuk dimusnahkan dengan cara yang sama dengan pemusnahan amunisi sebelumnya. “Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang,” kata Wahyu.

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak memastikan amunisi yang hendak dimusnahkan adalah tidak layak pakai yang disebut sebagai afkir. Bahan-bahan peledak yang dimusnahkan itu merupakan barang milik TNI Angkatan Darat, tepatnya dari Gudang Pusat Amunisi (Gupusmu) III, Pusat Peralatan TNI AD (Puspalad).

Kadispenad Wahyu Yudhana mengatakan lokasi pemusnahan amunisi kadaluarsa (afkir) di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, berada jauh dari kawasan permukiman warga. Lokasi tersebut merupakan lahan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang rutin digunakan untuk penghancuran bahan peledak oleh militer.

โ€œLahan penghancuran amunisi akfir tersebut adalah lahan milik BKSDA Kabupaten Garut yang sudah rutin digunakan untuk memusnahkan amunisi afkir dan lokasinya jauh dari pemukiman warga,โ€ kata Wahyu dalam keterangan resmi pada Senin.

Kejadian itu menewaskan 13 orang, terdiri dari 4 anggota TNI dan 9 orang warga sipil asal daerah setempat. Ledakan diduga akibat detonator penghancur yang dipasang untuk meledakan amunisi tersebut meledak duluan saat masih dipasang di sebuah lubang besar penghancur dekat pesisir pantai. Adapun 9 jenazah warga sipil sesuai rilis TNI AD adalah Agus Bin Kasmin, Ipan Bin Obur, Anwar Bin Inon, Iyus Ibing Bin Inon, Iyus Rizal Bin Saepuloh, Toto, Dadang, Rustiwan, dan Endang, warga Cibalong dan Pameumpeuk, Garut.

Keluarga korban menyatakan kesedihannya yang mendalam dan meminta pemerintah dan TNI untuk bertanggung jawab atas keselamatan pekerja sipil dalam operasi serupa di masa depan. Peristiwa ini menjadi salah satu insiden paling fatal dalam sejarah penghancuran amunisi di Indonesia, menyebabkan kepedulian yang mendalam di masyarakat.

Source: Riska Putri Ariestiandi (20230502028)

berita selengkapnya dapat anda akses di : aruna9news.com

6 Comments

  1. Tri ayu salsabilla 17 Juni 2025 at 18:18 - Reply

    Turut berduka cita sedalam-dalamnya atas korban jiwa dalam kejadian ini. ๐Ÿ’” Tragedi seperti ini seharusnya bisa dicegah jika prosedur keamanan dijalankan secara lebih ketat dan lokasi benar-benar steril dari warga sipil.

    Sebagai masyarakat, kita berharap pihak TNI dan pemerintah bisa segera mengungkap penyebab pasti ledakan ini, dan mengambil langkah nyata agar tidak terulang kembali di tempat lain. Keselamatan warga dan petugas harus jadi prioritas utama, apalagi dalam kegiatan berisiko tinggi seperti pemusnahan amunisi.

    Semoga keluarga korban diberi kekuatan dan proses investigasi dilakukan secara terbuka dan adil. ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ™

  2. Yuliane Maria Frederica 17 Juni 2025 at 18:40 - Reply

    Habis baca artikel ini bikin kaget, sedih, dan prihatin banget. Soalnya korban yang meninggal gak cuma dari TNI, tapi juga warga sipil. Padahal katanya proses pemusnahan amunisi ini udah rutin dilakuin dan tempatnya juga jauh dari permukiman warga, tapi tetap aja bisa kejadian tragis kayak gini. Harusnya kejadian kayak gini bisa dicegah kalau sistem keamanannya benar-benar ketat dari awal. Semoga ini bisa jadi evaluasi serius buat ke depannya supaya proses penghancuran amunisi bisa lebih hati-hati, aman, dan gak sampai makan korban lagi.

  3. Alisya Siskamawarni 17 Juni 2025 at 19:25 - Reply

    Ledakan di Garut ini sangat tragis dan mengejutkan. Meski pemusnahan amunisi adalah kegiatan rutin militer, tewasnya 13 orang termasuk 9 warga sipil menimbulkan pertanyaan serius soal sistem keamanan dan perlindungan bagi warga. Pemerintah dan TNI harus mengevaluasi prosedur serta memastikan kejadian seperti ini tak terulang. Keterlibatan warga sipil dalam operasi berisiko tinggi perlu ditinjau ulang, demi menjamin keselamatan semua pihak

  4. Maulidya Fajariani 18 Juni 2025 at 09:56 - Reply

    Ngeri banget ya . . amunisi bisa meledak sampai resolusi tiga belas orang? Ini bukan urusan main – main, lho. Beneran deh, kok bisa barang berbahaya begitu enggak diurus dengan benar? Kayaknya nyawa manusia jadi enggak berharga karena kecerobohan ini. Semoga aja ada tindakan tegas, jangan cuma bikin pernyataan terus beritanya hilang begitu aja. Turut kerinduan cita sedalam -dalamnya buat keluarga korban .

  5. Faizan Baihaqi 18 Juni 2025 at 10:52 - Reply

    Insiden ini menunjukkan bahwa potensi bahaya tetap tinggi dan perlu evaluasi menyeluruh atas standar keamanannya. Keterlibatan warga sipil dalam aktivitas berisiko tinggi seperti ini juga menjadi catatan serius. Ke depan, TNI dan pemerintah perlu memperketat SOP dan memastikan semua pihak yang terlibat benar-benar dilindungi. Rasa duka mendalam tentu menyelimuti keluarga korban, dan mereka pantas mendapatkan keadilan serta kepastian.

  6. Dwi Budiani Lathifah 25 Juni 2025 at 13:46 - Reply

    Semoga kedepannya untuk lebih hati-hati dan untuk para keluarga korban, semoga di lapangkan kesabaran nya.

Leave A Comment Batalkan balasan